Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Madiun

Minggu, 24 September 2017

Laporan Keuangan



Laporan Keuangan


   Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu entitas pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan suatu entitas bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

I.          Analisis Common Size dan Analisis Rasio
A.      Analisis common-size
Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut: 
1.    Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar. 
2.    Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Informasi hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan  (operasi, investasi, dan pendanaa) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Persentase per komponen setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1.    Elemen2 Aktiva = Elemen ybs / Total Aktiva
2.    Elemen2 Pasiva = Elemen ybs / Total Pasiva
3.    Elemen2 Laba/Rugi = Elemen ybs / Penjualan
Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporan dengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Study tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan., juga akan menunjukan seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga atau diketahui berapa besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Prosentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan dalam data absolut.
Laporan dalam prosentase per komponen dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan prosentase per komponen (Common Size statement) semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.
Contoh Analisis Common-Size:
PT. KURANG SENTOSA JAYA
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
NERACA
31 Desember
Common-Size (%)
2009
2010
2009
2010
AKTIVA




Aktiva Lancar




   Kas
 Rp  1.300
 Rp  1.200
9,29
7,50
   Piutang Dagang
 Rp  1.200
 Rp  1.000
8,57
6,25
   Persediaan
 Rp  2.200
 Rp  2.600
15,71
16,25
   Total Aktiva Lancar
 Rp  4.700
 Rp  4.800
33,57
30,00
Aktiva Tetap




   Tanah
 Rp  2.300
 Rp  3.700
16,43
23,13
   Gedung
 Rp  4.000
 Rp  4.000
28,57
25,00
   Mesin
 Rp  4.000
 Rp  5.000
28,57
31,25
   Akumulasi Depresiasi
 Rp(1.000)
 Rp(1.500)
(7,14)
(9,38)
   Total Aktiva Tetap
 Rp  9.300
 Rp11.200
66,43
70,00
Total Aktiva
 Rp14.000
 Rp16.000
100%
100%
PASIVA (UTANG & MODAL)




Utang Lancar
 Rp  2.500
 Rp  2.200
17,86
13,75
Utang Jangka Panjang
 Rp  4.500
 Rp  6.000
32,14
37,50
Modal
 Rp  7.000
 Rp  7.800
50,00
48,75
Total Utang & Modal
 Rp14.000
 Rp16.000
100%
100%
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,29%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnyakas, persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. KURANG SENTOSA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI
Tahun
Common-Size (%)
2009
2010
2009
2010
Penghasilan
 Rp  150.000
 Rp  200.000
100%
100%
Harga Pokok Penjualan
 Rp  (50.000)
 Rp (60.000)
(33,33)
(30,00)
Laba Kotor
 Rp  100.000
 Rp  140.000
66,67
70,00
Biaya Pemasaran
 Rp  (25.000)
 Rp (34.000)
(16,67)
(17,00)
Biaya Administrasi
 Rp  (20.000)
 Rp (28.000)
(13,33)
(14,00)
Biaya Bunga
 Rp  (10.000)
 Rp (14.000)
(6,67)
(7,00)
Laba Sebelum Pajak
 Rp    45.000
 Rp    64.000
30,00
32,00
Pajak (15%)
 Rp    (6.750)
 Rp   (9.600)
(4,50)
(4,80)
Laba Bersih
 Rp    38.250
 Rp    54.400
25,50
27,20
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
                                      = Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
                                      = 30%
Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
B.       Analisis Rasio
1.    Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
2.    Manfaat Analisis Rasio
Manfaat Analisis Rasio adalah sebagai berikut :
1.         Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan
2.         Perkembangan keuangan perusahaan yg bersangkutan.
Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.
3.    Kategori Analisis Rasio
Kategori Analisis Rasio sebagai berikut :
1)        Rasio Likuiditas
Menurut Jusuf (2006:50), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2004:31) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
2)        Rasio Profitabilitas
Menurut Agnes (2005:21), profitability ratio (rasio profitabilitas) adalah suatu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Munawir (2004:43), rentabilitas atau profitability adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Pengertian profitabilitas (kemampuan mencapai laba) menurut Aliminsyah dan Padji (2003:206) adalah suatu kemahiran untuk memperoleh hasil dalam dunia usaha dengan perhitungan yang seksama.
3)        Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Riyanto (2001:224) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan.
4)        Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau sering disebut rasio efisiensi. Menurut Riyanto (2001:235) adalah mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya.
5)        Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio‑rasio ini.
4.    Macam-macam Analisis Rasio
Dilihat dari sumbernya  rasio dibagi menjadi 3 :
a.    Rasio-Rasio Neraca
Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya;  current ratio, Acid test-ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain sebagainya.
b.    Rasio Statemen Rugi-Laba
Rasio-rasio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.
c.    Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan
Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables  turnover dan sebagainya.
5.    Perhitungan Beberapa Analisis Rasio
Contoh :
Neraca
PT PTA
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar

Hutang lancar

Kas
200.000
Hutang dagang
300.000
Efek
200.000
Hutang wesel
100.000
Piutang
160.000
Hutang Pajak
160.000
Persediaan
840.000


Jumlah A.L.
1.400.000
Jumlah H.L.
560.000




Aktiva Tetap

Hutang jk. Panjang

Mesin
700.000
Obligasi
600.000
Akum. Penyusutan
100.000



600.000
Modal sendiri

Bangunan
1.000.000
Modal saham
1.200.000
Akum. Penyusutan
200.000
Agio saham
200.000

800.000

1.400.000
Tanah
100.000
Laba ditahan
440.000
Intangibles
100.000


Jumlah A.T.
1.600.000
Juml. Modal sendiri
1.840.000




Jumlah Aktiva
3.000.000
Jumlah pasiva
3.000.000

Statemen Laba – Rugi
PT PTA
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan
4.000.000
Harga pokok penjualan
3.000.000
Laba kotor
1.000.000
Biaya-biaya
570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak
430.000
Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 )
30.000
Keuntungan sebelum pajak
400.000
Pajak penghasilan
160.000
Keuntungan bersih setelah pajak
240.000
Perhitungan analisis rasio sebagai berikut :

RASIO KEUANGAN

METODE PERHITUNGAN

INTERPRETASI
1)   RASIO LIKUIDITAS
a)         Current Ratio
Aktiva Lancar
--------------------
Hutang Lancar
1.400.000
-------------  = 2,5 : 1 = 250%
560.000
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50

b)        Cash Ratio

Kas + Efek   =  400.000  =
HL                 560.000
= 0,71 atau 71%
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi  dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar  Rp1,00 dijamin oleh kas  dan efek Rp 0,71
c)      Quick ratio (Acid Test ratio)

Kas +Efek + Hutang
Hutang Lancar

200.000 + 200.000 + 160.000
560.000
= 1 : 1  atau 100%
·         Kemampuan untuk membayar utang  yg segera hrs dipenuhi
·   Dg aktiva lancar yg lebih likuid.
·   Setiap utang lancar Rp 1,00  dijamin dengan quick assets 1,00
d)     Working Capital to
Total    Assets Ratio
Aktiva Lancar – Ht Lancar
Jumlah Aktiva

1.400.000 – 560.000
3.000.000
= 0, 28  : 1 atau 28 %


Likuiditas darin total  aktiva dan posisi modal kerja neto.
Setiap Rp 1, 00  assets perusahaan Rp 0,28 terdiri dari  modal kerja (aktiva lancar)

2)      RATIO LEVERAGE

a)      Total Debt to Equity Ratio

H  Lancar + H JK Panjang
Jml Modal Sendiri

560.000 + 600.000
1840.000
= 0,63 : 1  atau 63 %

Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
63% dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.


b)   Total debt to total capital Assets 

Utg Lancar + Utg JK PJ
Jumlah Modal/Aktiva

560.000 + 600.000
3.000.000
= 0,39 : 1 atau 39%


Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang  dibelanjai dengan utang. Atau
Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
39 % dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang

c)      Long Term Debt  To
Equity ratio

Hutag JK Panjang
Modal Sendiri

600.000
---------------  = 0,33 : 1  = 33%
1.840.000



Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan  untuk hutang jk panjang.
33 % dari setiap rupiah modal sendiri
Digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

d)     Tangible Assets
        Debt Coverage

Jml Aktiva  - Intangibles HL
Hutang Jk Pjg

3.000.000 – 100.000 – 560.000
600.0000

2. 340.000
600.000
= 3,9 :1 atau 390%

Besarnya aktiva tetap tangible   yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap rupiahnya
Setiap rupiah Hutang JKPJ dijamin oleh aktiva tangible  sebesare RP 390

e)      Times Interest Earned Ratio

EBIT
Bunga HTG JK panjang

 430.000   =  14,3 X
30.000

Besarnya jaminan
keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga Hutang JK PJG

3)      RASIO AKTIVITAS

a)      Total Assts Turn Over

Penjualan Neto       400.000
--------------------- =  ------------
Jumlah Aktiva         300.000
                           =  1,33

Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.
Dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva  rata-rata dlm  1 thn berputar 1,33X. Atau setiap 1 Rupiah setiap thn dpt meng- hasilkan Rp1,33

b)      Receivable Torn Over

Penjualan Kredit
------------------------
Piutang Rata-rata

4.000.000
------------------------ = 25 X
160.000
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
Dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar selama 25X

c)      Average  Collection Period

Piutang rata-rata X 360
Penjualan Kredit

160.000 X 360
------------------ = 14,4 hari
4.000.000

Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan pihutang
Piutang rata-rata dikumpulkan setiap 15 hari sekali.

d)     Inventory Turn Over

Harga Pokok Penjualan
---------------------------------
Inventory Rata-Rata

=      3000.000.
       -------------  = 3,6 X
        840.000
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.
Dana yang tertanam dalam inventory  berputar rata-rata 3,6 X dalam satu tahun.

e)      Average Day’s Inventory

Inventory rata-rata X 360
-----------------------------------
Harga Pokok Penjualan

 840.000 X 360
-------------------  = 10 hari
         3.000.000

Periode rata-rata persediaan berada di gudang .
Inventory berada di gudang rata-rata selama 10 hari.

f)       Working Capital Turn over

             Penjualan Netto
----------------------------------
        Aktiva lancar – H Lancar

            4.000.000
·             --------------------------
     1.400.000 – 560.000
    = 4,76 X  atau 4,8 X

Kemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan
Dana yang tertanam dalam modal kerja  berputar rata-rata 4,8 X dalam satu tahun.

4)      RASIO KEUNTUNGAN
a)      Gross Profit Margin
     Penjualan Neto – Harga
       Pokok Penjualan
    ----------------------------------
     Penjualan Neto

4.000.000 – 3.000.000
--------------------------      X 100 %
4.000.000
= 25%
Laba Bruto per rupiah penjualan
Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,25.

b)      Operating Income Ratio ( Operating Profit Margin)
Penjualan Neto – Harga pokok
Penjualan – Biaya ADM dan
Umum
----------------------------------------
Penjualan Netto

4.000.000 – 3.000.000 –570.000
---------------------------------------
            4.000.000
= 10, 75%
Laba sebelum Bunga dan Pajak  (net operating income) oleh setiap rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 0,11.

c)      Operating Ratio

Hrg Pokok P enjualan + Biaya ADM + Biaya Penj + Biaya Umum
---------------------------------------
Penjualan Neto

3.000.000 + 570.000
------------------------- = 89,25 %
4.000.000
Biaya operasi per rupiah penjualan .
Setiap rupiah penjualan memerlukan biaya Rp 0,89
Makin besar rasio makin buruk

d)     Net Profit Margin
Keuntungan Neto  sesudah Pajak
--------------------------------------
Penjualan Neto


240.000
---------------------- = 6 %
4.000.000
Keuntungan neto per rupiah penjualan
Setiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,06

e)    Earning Power of Total Investmen  rate of return of total assets)







EBIT
--------------------------
JML AKTIVA


 430.000
------------------ = 14,3 %
  3.000.000

Kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
Aktiva  untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.
Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan  Rp 0,14 untuk semua investor.

f)       Net Earning Power ratio /
Return On Investment (ROI)
Earninf After Tax
-----------------------------
Jumlah Aktiva

            240.000
=   -------------------- = 8%
          3.000.000
Kemampuan modal yang diinvestasikan
Dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto

g)      Rate of  Return for
the Owners
 (Rate of Return on Net Worth)


Earning After Tax
----------------------------
ML Modas Sendiri

          240.000
=    ----------------  = 13 %
        1.840. 000

Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa.
Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto Rp 0,13 yg tersedia bagi pemegang shm preferen  dan biasa

Pendekatan lain dalam analisis laporan keuangan
Langkah pertama : Pengelompokkan Pengukuran dalam 3 aspek
a)         Ukuran kinerja
b)        Ukuran Efisiensi Operasi
c)         Ukuran Kebijakan Keuangan
1.    Ukuran kinerja dianalisis dalam tiga kelompok:
a)         ratio profitabilitas
b)        ratio pertumbuhan
c)         ratio Penilaian
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN
METODE PERHITUNGAN
INTERPRETASI
a)      RATIO PROFITABILITAS



1. Kinerja laba operasi Laba Operasi Bersih (NOI)/Penjualan

               Laba Operasi Bersih
          ----------------------------
                 Penjualan
                     $ 700,8
          =    ----------------  = 15,2 %
                    $ 4.620,0
Kemampuan penjualan untuk menghasilkan laba bersih.
Setiap satu dollar  penjualan mampu  menghasilkan laba operasi bersih $ 0.13
2. Hasil pengembalian atas total aktiva (ROI)

Laba operasi terhadap total aktiva

               Laba Operasi Bersih
          ----------------------------
                   Aktiva

                     $ 700,8
          =    ----------------  = 20%
                    $ 3.390,4
Kemampuan penggunaan aktiva  untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu dollar  aktiva  mampu  menghasilkan laba operasi bersih    $ 0.20

3. Laba Operasi Bersih
    terhadap Total Modal

               Laba Operasi Bersih
          ----------------------------
                   Total Modal
 (Total Modal / Hutang berbeban bunga atas total modal bunga + ekuitas pemegang saham)
                     $ 700,8
          =    ----------------  = 28,2%
                    $ 2.484,0

Kemampuan penggunaan modal   untuk menghasilkan laba operasi bersih.
Setiap satu dollar  modal   mampu  menghasilkan laba operasi bersih    $ 0.28

4. Laba bersih terhadap penjualan / Marjin laba atas penjualan

                     Laba Bersih
          ----------------------------
                   Penjualan

                      $ 470,2
          =    ----------------  = 10,2%
                    $ 4.620,0

Kemampuan penjualan dalam     menghasilkan laba  bersih.
Setiap satu dollar  penjualan mampu  menghasilkan laba  bersih    $ 0.28

5. Hasil pengembalian atas   equitas / Return on Equity hasil pengembalian atas equitas
Laba Bersih
----------------------------
Equitas pemegang saham
                      $ 470,2
          =    ----------------  = 28,8 %
                    $ 1.634,4
Mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.
Setiap satu dollar Equitas mampu menghasilkan laba bersih  $ 0,288

6. Tingkat profitabilitas marjinal
Perubahan NOI
----------------------------
Perubahan total modal
                   $ 237,6
          =    ----------------  = 18,4 %
                    $ 1292,1
Mengukur perubahan margin profitabilitas dari beberapa periode.
Margin profitabilitas dari periode (lima tahun terakhir) 18,4%

7. Hasil pengembalian Marginal atas Equitas / Marginal return to equity)
Perubahan NI
----------------------------
Perubahan equitas
                 
                   $ 219,7
          =    ----------------  = 15,3 %
                    $ 1147,2
Marginal return to equity 15,3%
b)      Rasio Pertumbuhan
Pertumbuhan penjualan, Laba Operasi bersih, Laba bersih, Laba per saham da dividen per saham

c)      Rasio Penilaian



1. Rasio harga/laba
Harga pasar per saham terhadap laba per saham (price /earning ratio atau P/E ratio

             Harga pasar per saham
          ----------------------------
            Laba per saham
                      $ 69.69
          =    ----------------  = 15,9 %
                     $ 3,85
Semakin tinggi risiko tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin tinggi P/E, maka semakin bagus sebuah perusahaan.

2. Rasio Harga Pasar terhadap nilai Buku (market –to – book – value)

             Harga pasar per saham
          ----------------------------
            Nilai buku ekuitas
                      $ 69.69
          =    ----------------  = 5,2 %
                    $ 13,41
Mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.
2.    Ukuran Efisiensi Operasi
Mengukur rasio aktivitas atau rasio perputaran adalah mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis yang dimilikinya.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN



METODE  PERHITUNGAN
INTEPRETASI

Perputaran Persediaan


               Harga Pokok Penjualan
          ----------------------------
                 Persediaan

                     $ 700,8
          =    ----------------  = 15,2 %
                    $ 4.620,0
Sama dengan di atas (aspek yang lain)

3.    Ukuran Kebijakan Keuangan
Mengukur sampai seberapa jauh total aktiva dibiayai oleh pemilik, jika dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.
UKURAN KINERJA/RATIOKEUANGAN



METODE  PERHITUNGAN
INTEPRETASI

a)      Faktor leverage


                   Total Aktiva
          ----------------------------
                    Ekuitas

                     $ 3.390
          =    ----------------  = 2,07
                    $ 1.6334,4
   
Menegukur sampai seberapa jauh investasi ekuitas pemegang saham diperbesar oleh penggunaan penggunaan hutang dalam membiaya total aktiva.

II.          Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
A.           Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan agar laporan keuangan bisa diperbandingkan (comparable).
Analisis berdasarkan laporan keuangan yang melibatkan beberapa perbandingan baik terhadap perusahaan lainnya atau terhadap data pada periode-periodde sebelumnya. Agar perbandingan bisa konsisten beberapa isu bisa dilihat sebagai berikut:
1.    Laporan Keuangan Yang Disesuaikan Kembali
Ada beberapa situasi dimana perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu :
a.    Jika perusahaan pada periode sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang diharapkan yang disebabkann pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan tersebut.
b.    Jika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interests, maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan yang baru seperti kalau kedua perusahaan teesebut bergabung sejak dulu.
c.    Perubahan-perubahan prinsip akuntansi (misal , perubahan dari LIFO menjadi  FIFO) mengharuskan perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
2.    Perbedaan dan perbandingan dalam laporan keuangan antara lain:
a)        Perbedaan Klasifikasi Rekening (Akun)
Seringkali perusahaan melakukan klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan keuangan berbeda satu sama lain.sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan melaporkan biaya depresiasi dan amortisasisecara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut ke harga pokok penjualan.
b)        Perbedaan Prinsip-Prinsip Akuntansi
Sumber lain yang menyebabakan data berbeda satu sama lain adalah penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda.dalambatasan yang telah ditentukan prinsip akuntansi, perusahaan masih mempunyai beberapa alternatif  penggunaan metode atau prinsip akuntansi yang di pakai uuntuk pelaporan keuangan.
c)        Perbedaan Penanggalan Laporan Keuangan
Meskipun kebanyakan laporan keuanganmenggunakan Desesmber sebagai akhir periode, tetapi ada pula perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain.pilihan ini  semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan keuangannya dengan siklus musiman bisnis.
d)       Perbandingan Dengan Data Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain.
Rasio-rasio atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keungan perusahaan lain agar diperolehinterpretasi yang lebih baik.
Dalam analisis semacam itu analisis itu analisis harus memperhatikan faktor-faktor  yang akan berpengaruh besar  terhadap peerilaku data, dan bisa menjadi dasar interpretasi keuangan perusahaan.contoh:
Ø  Perubahan lini produk yang signifikan, misal melalui akuisisi atau penjualan anak perusahaan. Kejadian semacam ini tentu akan mempengaruhi trendata keuangan dan akan mempengaruhi analisis perbandingan dengan data masa lalu.
Ø  Perubahan prinsip dan metode akuntansi. Perubahan ini akan mempengaruhi  data time series.
Analisis laporan keuangan memerlukan perbandingan karena angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik/buruk. Perbandingan biasanya menggunakan rata-rata industri. Analisis perbandingan laporan keuangan menggunakan analisis Common size, analisis rasio, dan analisis du pont.



 RIDWAN NUGROHO
16111078 / 3B
MANAJEMEN 
UNIPMA
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.

Welcome To Basil

Pages

Name*


Message*

Blog Archive