Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas PGRI Madiun

Minggu, 10 Desember 2017

COST OF CAPITAL (BIAYA MODAL)

1. Pengertian

Ø    Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.

Ø    Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga alasan berikut:

1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing, modal kerja.



Ø    Konsep  biaya  modal  erat  hubungannya  dengan  konsep  mengenai  pengertian  tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya uatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.


Ø  Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital atau WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak, karena arus kas   setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan investasi.


Ø  Biaya yang harus dibayar :

1.    Pembayaran Bunga.

2.    Pembayaran dividen.

3.    Pembayaran angsuran pokok pinjaman atau principal.

Ø  Biaya modal dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.


2. COST OF DEBT

A. BIAYA MODAL SECARA INDIVIDUAL



Ø  Jika   hutang   jangka   pendek   merupakan   bagian   dari   pembelanjaan   perusahaan dimasukkan pula pada WACC, misal hutang bank jangka pendek.

Cost of debt  = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)



Ø Jika Hutang jangka pendek dikeluarkan oleh bank, disebut kredit bank, jangka waktu pinjaman paling lama satu tahun. Biasanya bank me-motong bunganya didepan, plus  premi  asuransi,  sehingga  jumlah  yang  diterima  dibawah  nilai  nominal hutangnya.


Interest Payment + Premi Asuransi
Cod                    =                                                                  x 100%
Nilai Nominal Hutang (IP + PA)



Cod After Tax    = (Cod before tax)(1-tax).




Ø  Biaya Modal Saham Preferen

Biaya  saham  preferen  adalah  sama  dengan  tingkat  keuntungan  yang  dinikmati pembeli saham preferen.
Kp=Dp/ n
Ket : Kp= biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn =harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)

Ø  Biaya Laba Ditahan

Biaya  laba  ditahan  adalah  sama  dengan  tingkat  keuntungan  yang  disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti   pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya  ke perusahaan (flow back fund).


Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:

1.   Pendekatan CAPM



Ks = bunga bebas risiko + premi risiko



Ks = krf + bi (km – krf)



Ket:  
Ks  = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi  = beta saham perusahaan i.


· Biaya modal dihitung dengan memperhatikan premium risiko pasar dan beta saham.

ke  = Rf + i(Rm – Rf)



Ket:       Rf  = Tingkat keuntungan bebas risiko.

Rm= Tingkat keuntungan pasar.

$ = Beta saham perusahaan.


2.    Pendekatan discounted cash flow / Pendiskontoan Aliran Kas.


Model yang digunakan untuk estimasi  adalah Gordon Model:
              D1
Po =                                         
            Ks – g


Maka  D1       = Deviden akhir periode

Po       = Harga saham awal periode
 g          = Tingkat pertumbuhan

                D1
Ks =                  + g deviden.
                Po

Model ini dihitung dengan mengestimasikan biaya modal dengan mendiskontokan aliran kas, yaitu dari dividen yang diha-rapkan akan diterima pemegang saham.

      
                                Dt                                         Keterangan :
          Po =                                           Po = Harga pasar saham saat ini.
                    (1+ke)t                                         Dt = Dividend diterima untuk periode t
        T=1                                            ke = Expected return bagi investor.



Besarnya ke ditentukan oleh besarnya dividend yang diharapkan akan diterima selama periode t. Saham dimiliki untuk jangka waktu tidak terbatas, dan dividend tidak mengalami pertumbuh-an, maka biaya modalnya menjadi :


            D
ke  =         x 100%
            Po


Namun   yang   lebih   realistis   sesuai   dengan   harapan   investor   dividend mengalami pertumbuhan, sebesar g. Sehingga biaya modalnya menjadi :


                Do(1+g)t

Po  =                                                     dimana Do merupakan dividend yg di-
 t=1       (1+ke)t                                     terima pada t = 0.

Diasumsikan bahwa ke > g, maka persamaan tersebut dapat diubah menjadi :



                       D1

Po  =                     x 100%                        dimana;    D1 = Do(1+g).
               ke – g


maka, biaya modal sendiri dapat ditulis :

             D1
ke =              + g

           Po
Model ini juga dapat digunakan untuk dividend yang mengalami pertumbuhan beberapa tahap.



m  Do(1+g1)t


Dm
Po  =                
t=1    (1+ke)t
+
           
    (1+ke)m


                              m  Do(1+g1)t                    1                D m+1
                         =                         +  (               ) (                )
                                t=1    (1+ke)t              (1+ke)m            ke g2



Keterangan :

Po            = Harga pasar saham.

g1        = Tingkat pertumbuhan dividend tahap pertama. g2        = Tingkat Pertumbuhan dividend tahap kedua.
m        = Periode waktu pertumbuhan.


3.    Pendekatan bond yield plus risk premium

Model ini biasanya digunakan oleh para analis yang tidak mem-percayai CAPM. Model ini lebih subyektif, hanya menambah-kan premi risiko mereka sendiri sebesar 3 sampai dengan 5 poin persentase


Ks = Tingkat keuntungan obligasi perusahan + Premi risiko


Semakin berisiko obligasi, maka biaya modalnya akan menjadi lebih tinggi pula.




Ø   Biaya Saham Biasa Baru

Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.


                                       D1
                Ksb =                        + g
                              Po (1 FC)

Ket :
Ksb
= biaya saham biasa baru

FC
= flotation cost

Ø    Biaya Modal dari Hutang Perniagaan.

Biaya modal ini bersifat explicit, karena perusahaan gagal mem-bayar pada tepat waktu, sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan discount.


                  Cash Discount
Cod   =                                   x 100%
                 Average Payable


Cod After Tax = (Cod before tax)(1-t).



Ø    Weighted Average Cost of Capital

Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.


WACC         = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]





Ket :  WACC           = biaya modal rata-rata tertimbang

Wd                  = proporsi hutang dari modal
Wp                  = proporsi saham preferen dari modal
Ws                  = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd                   = biaya hutang
Kp                   = biaya saham preferen
Ks                   = biaya laba ditahan
Ksb                 = biaya saham biasa baru.



Ø    Marginal Cost of Capital

Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat   sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.


Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.


Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.



                                    Jumlah laba diatahan
Break point =                                                                          .
                         Bagian modal sendiri dalam struktur modal


Ø  Biaya Modal dari Hutang Wesel.

Dalam hutang wesel bunga dibayar dimuka, dengan memotong jumlah yang akan diterima.
                          Interest Payment
Cod  =                                                            x 100%
            Nominal Wesel – Interest Payment

Cod After Tax = (Cod before tax)(1-tax).



Ø   Biaya Modal dari Emisi Saham Baru.

Biaya modal dari emisi saham baru lebih tinggi dari biaya modal dari laba ditahan, karena saham baru dibebani biaya emisi (flotati-on cost).

             Ror yang diharapkan dari Saham Biasa
ke   =                                                               
                1 – Persentase Biaya Emisi.

Catatan :        Persentase biaya emisi dihitung dari harga jual sebelum dikurangi biaya emisi.


                                  D1
Atau :   ke =                   x 100%
                                  Pnet


dimana :
D1
= Divident yang diharapkan.

Pnet
= Harga pasar saham dikurangi biaya emisi saham.


Jika diharapkan dividend akan mengalami pertumbuhan selamanya sebesar g, maka besarnya biaya modal :
D1
ke  =                 + g
Pnet

B. BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN.

Tingak biaya modal yang harus dihitung perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Perhitungannya menggunakan konsep Weighted Average Cost of Capital
(WACC).


Komponen

Modal
Biaya Masing-Masing

Komponen
Jumlah Persentase

Modal

Bond Payable
10%
$ 100,000
20%
Preferred Stock
15
100,000
20
Common Stock
21
300,000
60


$ 500,000
100%
Ø Tambahan Modal.

Tambahan  modal  akan  dapat  mengakibatkan  kenaikan  marginal  cost  of  capital (MCC),  sehingga  WACC-nya  naik,  apabila  tambah-an  modal  tersebut  begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan  modal  tidak  menaikan  WACC,  maka tambahan  modal  harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.
Besarnya  tambahan  modal  yang  diperlukan  supaya  tidak  mening-katkan  WACC

dapat dihitung dengan rumus sbb :

                                        Laba Ditahan
Tambahan Modal  =                                      .             

                                   Persentase Saham Biasa


Misalkan, diketahui :

Komponen

Modal
Jumlah Modal
Biaya masing- masing komponen
Persentase dari total

Obligasi
Rp.200.000.000
4,8 %
20%
Saham Preferen
Rp. 50.000.000
10
5
Saham Biasa
Rp. 750.000.000
12
75
Total
Rp 1.000.000.000

100%


                                                                             



Dalam operasinya perusahaan memperoleh laba ditahan sebesar Rp 150.000.000,00. Besarnya  tambahan  modal  maksimum  yang  diperlukan  untuk  mempertahankan WACC-nya adalah :

  
                                    Rp 150.000.000

Tambahan Modal                                       dari Rp 200.000.000,00.

                                       0,75

Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, maka WACC-nya akan naik, karena perusahaan harus menerbitkan saham baru. Dimana penerbitan saham baru ini akan dibebani biaya emisi atau flotation cost, sehingga wacc-nya naik.


Biaya Saham Lama
Biaya Saham Baru  =                                                          
1 – Biaya Emisi


Ø   Marginal Cost of Capital (MCC).

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan ru-piah modal baru; biaya rata-rata tertimbang dari rupiah terakhir modal baru yang diperoleh. Skedul biaya modal marginalnya sbb :

Rupiah Modal Baru
MCC tetap, karena setiap rupiah tambahan modal baru mempunyai biaya sebesar 15%.


Ø   Skedul Biaya Modal Marginal

Jika tambahan modal lebih besar dari Rp 200 juta, misalkan Rp 500 juta berarti perusahaan  harus  menerbitkan  saham  baru,  sehing-ga  WACC-nya  naik menjadi 11,46%.



Komposisi Tambahan Modal :

            Jika Rp 200 juta.                                        Jika Rp 500 juta.


Jika Rp 200 juta.
Jika Rp 500 juta.
Obligasi
Rp 40 juta.
Obligasi
Rp 100 juta.
Saham Preferen
Rp 10 juta.
Saham Preferen
Rp 25 juta
Laba Ditahan
Rp 150 juta.
Saham Biasa
Rp 375 juta.



Ø   Biaya Modal dari Depresiasi.

Biaya   modal   dari   depresiasi   sama   dengan   biaya   modal   rata-rata   sebelum menggunakan modal yang berasal dari emisi saham baru.


Ø   Skedul Oportunitas Investasi (IOS).

Merupakan sebuah grafik dari oportunitas investasi perusahaan yang diberi peringkat berdasarkan tingkat pengembalian proyek tersebut.




Ø FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL.

1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan. a. Tingkat Suku Bunga.
Jika suku bunga dalam perkonomian meningkat, maka biaya utang juga akan meningkat

karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.


b. Tarif Pajak.

Tarif Pajak digunakan dalam perhitungan biaya utang yang digunakan dalam WACC, dan   terdapat   cara-cara   lainnya   yang   kurang   nyata   dimana   kebijakan   pajak mempengaruhi biaya modal.


2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan. a.  Kebijakan Struktur Modal.
Perhitungan WACC didasarkan pada tarif bunga setiap kompo-nen modal dengan komposisi struktur modalnya. Sehingga jika struktur modalnya berubah, maka biaya modalnya akan ber-ubah.


b. Kebijakan Dividend.

Penurunan  ratio  pembayaran  dividend  mungkin  dapat  menye-babkan  biaya  modal sendiri meningkat, sehingga MACC-nya naik.


c. Kebijakan Investasi.

Akibat dari kebijakan investasi akan membawa dampak yang  berrisiko. Besar kecilnya risiko inilah yang akan mempengaruhi biaya modal.


3. Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:

a.  Keadaan-keadaan umum perekonomian

Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.



b. Daya Jual saham suatu perusahaan

Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun     dan biaya modal perusahaaan akan rendah.


c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen

Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat   yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.


d. B esarnya pembiayaan yang diperlukan

Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.



4. Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:

a.  Risiko bisnis bersifat konstan.

Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.


b. Risiko keuangan bersifat konstan.

Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena  bertambahnya  pemanfaatan  sumber  pemiayaan  hutang  dan  saham  istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.


c. Kebijakan dividen bersifat konstan.

Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

Kesimpulan

-   Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi perusahaan.
-   Biaya modal (coc) merupakan  biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
-   Faktor- faktor biaya modal di perusahaan diantaranya:

1. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan Perusahaan.

· Tingkat Suku Bunga.

· Tarif Pajak.

2. Faktor yang Dapat Dikendalikan Peusahaan.

· Kebijakan Struktur Modal.

· Kebijakan Dividend.

· Kebijakan Investasi.



Jadi biaya modal itu sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan aktifitas   perusahaan   karenan   biaya   modal   bisa   dijadikan   patokan   perusahaan   untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.







RIDWAN NUGROHO
1611078
MANAJEMEN
UNIPMA
Share:

2 komentar:

  1. DOWNLOAD GRATIS APLIKASI AKUNTANSI EXCEL PREMIER JASA. Aplikasi Akuntansi yang dibangunan berbasis Excel dengan fitur yang cukup lengkap dan menarik, baik output laporan keuangannya maupun fasilitas menunya, dapat diterapkan untuk berbagai jenis perusahaan jasa. Output laporan keuangan meliputi Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Neraca Lajur, Buku Besar dan Buku Pembantu. Info Download : www.xclmedia.com

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Welcome To Basil

Pages

Name*


Message*

Blog Archive